Rabu, 09 Desember 2020

Resensi : Gadis Kretek


Penulis : Ratih Kumala
Genre : fiksi
Penerbit : Gramedia
Halaman : 275
ISBN : 978-979-22-8141-5
   Gadis Kretek merupakan novel yang menceritakan perjalanan Lebas bersama saudaranya yang bernama Tegar dan Karim dalam mencari seseorang yang bernama Jeng Yah. orang yang namanya disebut-sebut oleh ayah mereka ketika sakit, mereka menduga Jeng Yah merupakan mantan pacar ayah mereka, dalam perjalanan mereka, mereka mulai menemui satu persatu fakta mengenai Jeng Yah, seseorang yang mereka cari dan perusahaan Kretek Djagad Raja milik ayah mereka . Selain itu novel ini juga menceritakan kisah persaingan bisnis klobot dan kretek antara Idroes Moeria dan Soejagad yang mana merupakan akar segala permasalahan yang terdapat di dalam cerita.
   Ratih Kumala sebagai penulis Gadis Kretek pada awalnya hanya bertujuan membuat cerita tersebut sebagai cerita pendek, namun karena risetnya yang panjang menghasilkan cerita yang panjang pula akhirnya ia menerbitkannya sebagai novel. novel ini merupakan novel ke-5 Ratih Kumala dan ide dasarnya datang dari pabrik rokok milik kakeknya, Ratih kumala sendiri tidak merokok, ia mendapatkan berbagai pengetahuan tersebut dari kakek  dan penelitiannya, salah satu kebiasaan tokoh Ratih Kumala yang bernama Idroes Moeria dalam melinting sari tembakau yang menempel ditelapak tangannya seusai mengolah saos dan merajang  pun datang dari kebiasaan kakeknya yang demikian pula.
    Latar cerita dari novel ini dibagi menjadi 2, kisah persaingan antara Idroes Moeria dan Soejagad pada saat masa akhir penjajahan belanda hingga pasca G30SPKI sedangkan kisah perjalanan Lebas, Karim dan Tegar beberapa tahun pasca Reformasi. Pada cerita perjuangan Idroes Moeria terdapat banyak sekali rintangan yang harus ia hadapi, yang pertama ia harus mengikat hati Roemasia dengan belajar baca tulis, serta ia juga harus mengalami pengasingan oleh Jepang di Surabaya selama 2 tahun lamanya, namun berkat semua itu ia berhasil mendapatkan ide baru dan mulai memasarkan kretek miliknya sendiri yaitu Kretek Merdeka.
   Pada saat Idroes Moeria ditahan oleh Jepang, dicerita tersebut digambarkan perjuangan Roemasia wanita yang di anggap janda oleh masyarakat, melanjutkan usaha klobot milik suaminya Idroes Moeria, ia digambarkan sebagai wanita tangguh yang tidak banyak mengeluh dan berusaha mewujudkan impian suaminya sembari berpikir positif bahwa suaminya akan kembali.
   Adat Jawa yang digambarkan di novel ini sangat terasa nyata dan sesuai dengan apa yang terjadi di masyarakat, seperti mengubur tali pusar bayi dan menjaganya selama seminggu penuh, walaupun di novel ini digambarkan penolakan budaya menjaga bersama tapi pusar bayi oleh para bapak-bapak di desa, penolakan tersebut datang dari mulut Roemasia yang muak dengan suara berisik dan  kepulan asap rokok para bapak-bapak yang menjaga dan akhirnya penolakan juga datang dari Idroes Moeria selaku istri dari Roemasia. Bagian tersebut mungkin merupakan kritik penulis terhadap budaya Jawa yang sebenarnya tidak perlu dilestarikan melalui karakter-karakter di novelnya yang berjudul Gadis Kretek.
   Selain ceritanya yang menarik dengan protagonis yang berganti-ganti dan bahasa yang mudah dipahami, novel ini juga memiliki cover yang menarik, cover dari novel ini menggambarkan ilustrasi Jeng Yah selaku pemilik Kretek Gadis sekaligus anak pertama dari Idroes Moeria dan Roemasia pemilik Kretek Merdeka!, yang mana nama dari kretek yang dimilikinya tersebut menjadi judul novel ini, yaitu Gadis Kretek. Selain itu novel ini kaya akan dialog antar tokoh terutama dialog antara 3 kakak beradik yaitu Lebas, Karim dan Tegar dialog mereka terasa sangat natural dan saya sebagai pembaca dapat merasakan ikatan saudara antara mereka melalui dialog yang ditulis. Selain kaya akan dialog, novel ini juga kaya akan ilustrasi, disetiap penghubung antara suatu bab dengan bab lainnya, selalu disisipi dengan ilustrasi bungkus rokok yang terdapat dalam cerita, dengan ilustrasi tersebut pembaca akan menjadi semakin mudah membayangkan bungkus rokok yang terdapat di novel tersebut. Contohnya Kretek Merdeka! Yang diilustrasikan dengan tokoh proklamator ditengah bungkusnya yang tentu saja akan semakin menarik minat pembaca dalam melanjutkan bab selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar