Jumat, 28 Mei 2021

Resensi : To Kill a Mockingbird


Penulis : Harper Lee
Genre : Fiksi
Penerbit : Qanita
Halaman : 396 halaman
ISBN : 978 – 602 – 1637 – 87 – 6 

Novel karya Harper Lee ini menceritakan kehidupan di sekitar suatu keluarga yang berisi Scout sang tokoh sentral dalam novel ini, Jem kakaknya, Atticus ayahnya serta Calpurnia seorang kulit hitam yang menjadi pembantu bagi keluarga tersebut. Scout dalam bagian awal novel ini kerap digambarkan sebagai seseorang yang rasis berkat tindakannya terhadap orang-orang yang dirasanya berbeda. Baik teman sekelasnya, tetangganya bahkan pembantunya sendiri.

Hal tersebut bukanlah tanpa alasan mengingat buku ini berlatar pada tahun 1930 yang mana pada saat itu rasisme sedang marak terutama terhadap ras kulit hitam yang mana kerap diejek dengan sebutan “Nigga” atau “Nigger”. Di novel ini pun kata ejekan tersebut kerap kali muncul sepanjang jalannya cerita, bisa dibilang novel ini cukup menitikberatkan penceritaan di sisi tindakan rasis pada ras kulit hitam saat itu.

1930 merupakan masa dimana Amerika (latar tempat buku ini) mengalami Great Depression, yang mana menyebabkan banyak masyarakat yang merasa stres sehingga mencari kambing hitam untuk disalahkan, yaitu ras kulit hitam, begitu pula dengan di novel ini, ras kulit hitam kerap kali diidentikkan dengan keburukan oleh berbagai karakter di dalamnya hal tersebut memanglah terjadi bahkan di dunia nyata.

Penulisan cerita yang demikian tidak terlepas dari latar belakang penulis sendiri yang mana menjadi saksi hidup terhadap tindakan rasisme disekitarnya, bahkan latar tempat novel ini pun sama dengan asalnya yaitu Alabama. Tidak hanya itu, beberapa hal lainnya juga cukup berhubungan dengan dirinya, seperti nama tokoh Cunningham yang mana memiliki nama sama dengan ayahnya.

Kehebatan Harper Lee dalam menyampaikan cerita tersebut kedalam novel ini berhasil membuatnya mendapatkan penghargaan Pulitzer, serta apresiasi dari berbagai belah pihak. Bahkan buku bagian keduanya yang terbit 54 tahun setelahnya memperoleh penjualan di minggu pertama yang luar biasa bahkan melampaui penjualan novel Harry Potter.

Selain secara isi, judul dari novel ini juga memiliki makna yang mendalam, judul pada novel ini sempat di ucapkan oleh tokoh Atticus dalam novel ini ketika mengatakan sesuatu pada Jem, perkataan tersebut berbunyi “Kau boleh menembak apapun yang ada di langit, kecuali Mockingbird, karena ia hanya bersiul dan tak mengganggumu:”. Sekilas perkataan tersebut berkesan biasa saja dan tidak memiliki arti istimewa, namun hal tersebut akan berubah seusai membaca novel ini, karena akan muncul suatu makna istimewa setelah itu. Oleh karena itu sang penulis  secara sukses membuat judul yang berkesan memorable bagi pembacanya.

Secara sampul novel, novel ini hanya menampilkan seorang gadis yang memainkan ayunan, gadis tersebut adalah Scout. Gambar tersebut tampak tak memiliki banyak arti, namun cukup untuk menggambarkan sang tokoh sentral Scour dalam novel ini yang suka bermain.

Novel ini telah berusia lebih dari 60 tahun, namun isi dari novel ini tetap relevan dalam kehidupan sekarang dalam berbagai sisi, salah satu sisi yang cukup membuat hati teriris adalah sisi rasisme yang mana hingga saat ini tetap marak, begitupun kepada ras kulit hitam yang terdapat dalam novel ini, walaupun setelah sekian tahun isu tersebut tetap tak kunjung usai walaupun telah ditekan dalam berbagai cara. Namun di sisi lain banyak hal yang dapat dipetik dalam novel ini, salah satunya yaitu penyikapan dalam suatu situasi, seperti jika didalam novel ini yang porsinya cukup besar adalah terhadap rasisme dan parenting.

Oleh karena itu buku ini layak untuk dibaca oleh semua kalangan karena nilai-nilai yang bisa dipetik di dalamnya. Walaupun gaya penulisan Harpee Lee yang kerap menggunakan bahasa kasar atau berkesan tabu, hal tersebut tidak mengurangi kualitas dari novel ini, justru karena penulisan yang gamblang tersebutlah buku ini sangat layak dibaca bahkan untuk segala kalangan, karen tentunya akan mengungkapkan berbagai hal tanpa ditutup-tutupi atau sesuai dengan apa yang sebenarnya digambarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar