Sabtu, 01 Mei 2021

Resensi : Rezim Mao : Mao Zedong dan Dinasti Kekuasaannya

Penulis : Rizem Aizid
Genre : Sejarah
Penerbit : Palapa
Halaman : 244 Halaman
ISBN : 978-602-279-096-9

Buku karya Rizem Aizid ini merupakan buku yang menceritakan masa pemerintahan Mao Zedong serta dinasti-dinasti yang terdapat di China. Walaupun judulnya menakankan pada rezim Mao Zedong (RRT), buku ini tidak hanya berisi mengenai rezim tersebut, bisa dibilang sekitar 60% dari isi buku ini menceritakan mengenai dinasti-dinasti yang sempat ada di China. Dari masa dinasti Xia hingga Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Buku ini tidak hanya menceritakan kebijakan dan perilaku Mao Zedong, tetapi juga beberapa kejadian yang terjadi selama rezimnya berjalan. Salah satu kejadian besar saat rezim Mao Zedong yang tertulis dibuku ini yaitu ketika Mao Zedong melakukan Kampanye Seratus Bunga yang dilakukan sekitar tahun 1956.

Digerakan tersebut, Mao Zedong membuka ruang kritik terhadap pemerintah baik untuk pihak manapun. Pada saat itu, ia menyampaikan bahwa kritik terhadap pemerintahan merupakan hal yang baik. Hingga akhirnya karena hal tersebut terdapat banyak pihak yang menyampaikan kritikan pedasnya.

Kritikan tersebut pada akhirnya menjadi kritikan pedas. Kritikan pedas tersebut justru ditanggapi sebagai hal yang mengancam rezim bagi Mao Zedong, hal tersebut tampak dari tindakan Mao Zedong yang memutuskan membantai pihak-pihak kritis yang baginya mengancam.

Kejadian yang serupa dengan kejadian tersebut tidak hanya terjadi sekali saat itu saja, melainkan cukup banyak kejadian demikian terjadi selama rezim Mao Zedong.

Sebenarnya kejadian diatas tidak hanya terjadi direzim Mao Zedong, namun juga direzim-rezim lainnya. Bahkan, kejadian tersebut juga terjadi diluar RRT, tetapi bedanya kejadian serupa cenderung ditutupi-tutupi sehingga yang tampak di permukaan hanya sedikit. Tidak dapat kita pungkiri kejadian serupa juga tejadi di negeri kita sendiri.

Perilaku Mao Zedong juga cukup banyak ditulis dalam buku ini, dari penggambaran penulis yang menggambarkan beberapa perilaku menyimpang Mao Zedong, hingga tindakan yang diambil Mao Zedong dalam menyikapi suatu hal.

Sampul dari buku ini cukup menggambarkan isi dari buku ini sendiri, selain menampakkan gambar dari Mao Zedong itu sendiri, postur tubuh Mao Zedong yang tegak dan mengangkat salah satu tangannya seperti memposisikan salam fasis pada buku ini juga menampakkan posisinya sebagai pemimpin RRT.

Warna dari judul serta backgroundnya juga tampak sesuai, judul yang berwana kuning dan backgroundnya yang berwarna merah seakan menyimbolkan bendera RRT itu sendiri. Yang mana sesuai dengan judul dan isi dari buku ini.

Secara isi, buku ini memiliki isi yang layak untuk dibaca karena menceritakan rezim Mao Zedong secara padat dan jelas, informasi yang disampaikan mengenai rezim Mao Zedong dalam buku ini disampaikan apa adanya tanpa melebih-lebihkan. Walaupun begitu, Rizem Aizid selaku penulis buku ini secara sukses menggiring pembacanya untuk lebih terfokus pada sisi kebobrokan yang terjadi di RRT, baik dalam rezim Mao Zedong ataupun diluarnya.

Tidak hanya disampaikan melalui tulisan saja, buku ini juga memiliki gambar didalamnya untuk menguatkan isi dari buku ini sendiri, karena kebanyakan dari gambar yang digunakan dalam buku ini sangat bersinambung dengan tulisan disekitarnya, seperti penggunaan gambar peta untuk memperjelas yang terdapat di salah satu halaman dibuku ini.

Terlepas dari segala kelebihan tersebut, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat memperlemah buku ini sendiri. Kelemahan terbesar dari buku ini adalah hubungan antara judul dengan isinya.

Tidak seperti buku secara umum dan sewajarnya, isi dari buku ini kurang sesuai dengan judulnya, hal tersebut terlihat dari isinya yang kurang berfokus pada judulnya yaitu Rezim Mao Zedong. Alih-alih langsung berfokus pada Rezim Mao Zedong dan menekankan pembahasan dalam buku kesisi ReIm Mao Zesong secara sedalam mungkin, sepertiga bagian buku ini justru menceritakan mengenai sejarah RRT dari masa dinasti hingga terbentuknya RRT.

Hal tersebut bisa dibilang menjadi kekurangan buku karena usaha penulis dalam memasukkan kronologi tersebut justru menyebabkan posisi Rezim Mao Zedong sebagai inti menjadi melemah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar