Sabtu, 12 Juni 2021

Mempertanyakan Profesionalitas McDonalds



Dilansir dari Tempo.co, dikabarkan bahwasanya berbagai gerai Mcdonalds Indonesia mendapatkan denda sebesar Rp. 50.000.000 dan diharuskan tutup selama 1×24 jam, karena menyebabkan timbulnya kerumunan yang mana tak dapat dibiarkan dikarenakan pandemi Covid-19 yang sedang melanda. Kerumunan tersebut berasal dari kalangan ojek online yang mendapatkan pesanan berupa BTS Meal yang merupakan paket terbatas hasil kerjasama McDonalds dengan BTS, lalu hal apa saja yang sebenarnya menyebabkan timbulnya kerumunan diberbagai gerai McDonalds terjadi?

Pakar Pemasaran Asnanto Firanto sempat memberikan tanggapannya terkait kejadian yang satu ini, dirinya berpendapat bahwasanya kejadian tersebut timbul karena kurangnya kesiapan pihak McDonalds Indonesia dalam menghadapi kemungkinan animo pelanggan, terbukti dari tidak terjadinya kejadian serupa di luar gerai McDonalds Indonesia terkecuali Malaysia, walaupun gerai McDonalds di luar Indonesia menawarkan paket BTS Meal pula.

Keluputan yang dilakukan McDonalds ini tentunya akan menciderai nama McDonalds yang sejak lama dikenal sebagai salah satu penyedia makanan saji terbaik hanya karena kesalahan dalam manajemen, jumlah gerai yang mengalami kejadian serupa pun cukup banyak, yaitu sebanyak 13 gerai. Dalam hal ini sebenarnya banyak sekali upaya yang dapat dilakukan pihak McDonalds agar kejadian serupa tak terulang kembali.

Mengingat periode paket BTS Meal ini berlangsung selama satu bulan, sudah seharusnya McDonalds mengeluarkan kebijakan batas pengambilan atau jumlah yang bisa dipesan perharinya. Karena, tentunya dengan animo yang sangat besar dan periode yang cukup panjang, McDonalds pastinya dapat membagi dari jumlah paket BTS Meal yang dipersiapkannya. Ditambah dengan fakta bahwa yang spesial dari paket satu ini adalah kemasannya bukan dari sisi makanannya, sehingga pihak McDonalds tidak perlalu khawatir terkait kelayakannya.

Begitupula dari segi pengiklanan, berdasarkan iklan yang McDonalds unggah di kanal Youtubenya, iklan tersebut hanya menampilkan tampilan paket BTS Meal beserta grup boyband tersebut yang menjelaskan isi dari paket tersebut. Tentu strategi tersebut , akan mengundang penggemar BTS untuk membeli paket tersebut. Tetapi, yang kurang dari iklan tersebut adalah kedalaman informasinya.

Iklan pada dasarnya berfungsi sebagai pemberi informasi bagi yang melihatnya, iklan yang disebarkan oleh McDonalds, kurang dalam satu ini. Pada iklan tersebut, hanya menampilkan isi dari paket BTS Meal saja, namun tidak menampilkan harga dan periode paket tersebut, sehingga banyak informasi fatal yang tidak diketahui bagi yang melihatnya. Dalam kasus ini, hal tersebut berujung pada menumpuknya pesanan tak lama setelah paket tersebut diluncurkan, dengan salah satu alasan takut akan kehabisan stok.

Kejadian tersebut bukanlah pertama kalinya McDonalds kurang antisipasi. Salah satu kejadian tersebut terjadi pada Oktober 2017 lalu, ketika McDonalds meluncurkan kembali The Schezuan Sauce, yaitu saus ekslusif yang terakhir produksi pada 1988. McDonalds, merilis kembali saus tersebut setelah salah satu kartun Amerika terkenal Rick and Morty menampilkan saus tersebut pada salah satu episodenya. Hal itu, menimbulkan penggemar kartun tersebut mengharapkan saus tersebut diproduksi ulang, yang pada akhirnya McDonalds merilis ulang saus tersebut.

 Saus yang dirilis pada 7 Oktober itu diserbu oleh berbagai orang yang menantikannya, bahkan banyak dari mereka yang menginap di tempat antrian. Namun, McDonalds kurang mengantisipasi jumlah orang yang menantikannya, terbukti dari salah satu cuitan  di Twitter yang mengatakan bahkan di salah satu gerai McDonalds Amerika terdapat 1000 lebih orang yang mengantri, dan berakhir kecewa karena hanya tersedia 70 saus saja, sehingga jauh dari terpenuhi.

Tindakan McDonalds yang satu ini tentu saja menyebabkan timbulnya kekecewaan yang teramat dari berbagai orang yang menantikannya, karena dalam hal ini McDonalds juga tidak menginformasikan seberapa banyak The Schezuan Sauce sebelum rilis kembali.

Kasus lainnya adalah ketika McDonalds meluncurkan paket spesial kolaborasi dengan Travis Scott pada September 2020 lalu, seperti sebelumnya, lagi-lagi McDonalds salah memperkirakan jumlah peminatnya, sehingga menyebabkan stok habis sebelum periode selesai yang tentunya menyebabkan kekecewaan.

Karena berbagai kejadian tersebutlah McDonalds mulai dicap tidak profesional, anggapan tersebut datang dari komentar orang-orang yang berasal dari berbagai negara pula, kita dapat melihat tanggapan tersebut salah satunya melalui postingan video South China Morning Post di kanal Youtubenya. Disitu kita dapat melihat banyak komentar yang mempertanyakan profesionalitas McDonalds dan menghubungkannya dengan berbagai kejadian lainnya yang salah satunya kejadian The Schezuan Sauce dan paket Travis Scott pula.

Berkaca dari dua kejadian tersebut sudah sepatutnya McDonalds berbenah, terutama dalam hal yang satu ini, karena kejadian serupa cukup sering terjadi ketika McDonalds melakukan kolaborasi dengan nama besar, sehingga menyebabkan McDonalds terkesan tutup mata dalam hal ini demi meraup profit sebesar-besarnya, kerumunan yang ditumbalkan karena BTS Meal tentunya ditakutkan dapat menimbulkan kluster baru Covid-19, bahkan walaupun diluar pandemi Covid-19 sekalipun sikap McDonalds yang satu ini tidak dapat dibenarkan.

McDonalds sebagai perusahaan yang telah dikenal luas sudah seharusnya memberikan pelayanan yang baik pula dan lebih profesional dalam memperkirakan kemauan pelanggannya serta tidak terfokus pada profit yang didapatkan saja, sehingga akan diuntungkan dari dua arah baik dari sisi pelanggan maupun dari sisi McDonalds sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar