Sabtu, 23 Januari 2021

Resensi : Cerita dari Jakarta


Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Genre : fiksi
Penerbit : Hasta Mitra
Halaman : 206 halaman
ISBN : 979-8659-25-2
    Cerita dari Jakarta merupakan antologi cerita pendek dari Pramoedya Ananta Toer, buku ini berisi sebanyak 12 cerita pendek didalamnya, antara lain : Jongos dan Babu, Ikan-ikan yang Terdampar, Berita dari kebayoran, Rumah, Keguguran Calon Dramawan, Nyonya Dokter Hewan Suharko, Tanpa Kemudian, Makhluk di Belakang Rumah, Maman dan Dunianya, Kecapi, Biangkeladi, dan Gambir. Kumpulan cerita pendek tersebut memiliki kesamaan menceritakan mengenai kehidupan orang-orang di Jakarta. Cerita yang pertama mengenai keturunan hamba turun menurun hingga titik penghabisan, cerita kedua mengenai Idulfitri dan Namun yang sedang kelaparan dan mencari ilham agar bisa makan, cerita ketiga mengenai kehidupan Aminah selepas kabur dari rumah, cerita keempat mengenai obrolan dengan orang Arab, cerita kelima mengenai Hamid sang dramawan, cerita keenam mengenai Suharko dan istrinya, cerita ketujuh mengenai Nana dan pelaku yang menggarongnya, cerita Kedelapan mengenai kehidupan babu, cerita kesembilan mengenai kehidupan Maman selepas kepergian adiknya, cerita kesepuluh mengenai seorang pria dan kehidupannya di masa lampau, cerita kesebelas mengenai Tuan Kariumum yang populer, cerita keduabelas mengenai Hasan si tukang angkut.
     Pramoedya melalui buku ini menunjukkan kemampuannya sebagai penulis cerita pendek, secara umum Pram lebih dikenal melalui karya besarnya, seperti tetralogi pulau buru, namun dengan adanya buku ini dapat menunjukkan bahwa tidak hanya hebat dalam menulis novel namun juga seorang yang ahli dalam menulis cerita pendek. Selain itu, cerita pendek yang terdapat di buku ini juga merupakan karya yang telah ia buat jauh sebelum ia merilis berbagai karya besarnya yang telah banyak dikenal saat ini, dengan kata lain cerita pendek yang terdapat di buku ini merupakan karya yang telah dibuat oleh Pram bahkan sebelum dirinya dikenal secara luas. Salah satu cerita pendek di buku ini yang menarik perhatian saya adalah Maman dan Dunianya, di cerita pendek tersebut digambarkan apa yang mendasari bisnis yang Maman dirikan dan bagaimana hal tersebut berpengaruh terhadapnya. Di cerita tersebut, pengalaman tragis dan kesedihan yang Maman rasakan sejak lama disulap oleh Maman menjadi sesuatu yang membantunya bergerak lebih lanjut, kebaikan yang ia lakukan karena rasa kehilangannya mengarah kembali padanya.
   Cerita Nyonya Dokter Hewan Suharko juga cukup menarik, menceritakan mengenai kehidupan Suharko beserta barang-barang kunonya yang penuh akan kenangan dengan mendiang istrinya. Suharko di cerita ini digambarkan sebagai seseorang yang tidak ingin mengikuti perkembangan zaman dari segi perabotan, yang ternyata ia memiliki alasannya tersendiri mengapa tidak ingin mengganti perabotannya.
    Buku antologi cerita pendek milik Pramoedya ini tidak hanya memiliki cerita mengenai berbagai karakter namun juga berbagai kondisi manusia yang dikemas menjadi 12 cerita pendek tersebut, tidak hanya bercerita mengenai kondisi namun juga alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi melalui gaya narasi Pram. Bahkan hingga saat ini pesan yang terkandung dalam berbagai cerita yang terdapat di buku ini masih relevan. Seperti perjalanan bisnis yang dijalani oleh Maman, kecintaan Dokter Suharko terhadap perabotannya yang penuh kenangan, dan kehidupan Hasan sebagai tukang angkut.
   Sayangnya buku yang penuh dengan kosa kata ini juga cukup menyulitkan pembacanya dalam memahami cerita, untuk memahami setiap cerita terkadang pembaca perlu membaca berkali-kali dan mengecek arti dari setiap kosa kata yang belum dikenali. Cover veris Hasta Mitra dari buku ini juga terlihat tidak menarik, karena hanya terdapat tulisan judul dan sub-judul saja dengan latar belakang putih serta tidak diikuti dengan ilustrasi dari berbagai cerita dan sebagainya. Untungnya Hasta Mitra  telah merevisi buku ini dengan mengganti ejaannya agar sesuai dengan ejaan EYD yang berlaku saat ini sehingga memudahkan pembaca dalam memahami cerita, selain itu Hasta Mitra juga memberi apresiasi yang cukup baik dengan menuliskan berbagai karya milik Pramoedya yang pernah diterbitkan serta berbagai penghargaan yang diperolah oleh Pramoedya melalui berbagi karyanya yang pernah diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar