Sabtu, 16 Januari 2021

Metamorfosa


    Metamorfosa atau yang lebih dikenal dengan “The Metamorphosis” dan “Die Verwandlung”  merupakan novela karya Franz Kafka, seorang novelis Jerman pada abad 19. Franz Kafka pada dasarnya bukanlah novelis yang terkenal, namun novelanya yang berjudul Metamorfosa ini menyebabkan namanya melejit. Metamorfosa merupakan karya masterpiece yang banyak dikenal oleh orang bahkan di abad 21 ini. Metamorfosa merupakan novela yang mencerminkan kehidupan personal keluarga Franz Kafka. Franz Kafka memang dikenal sering menulis sesuatu yang mencerminkan kehidupan personalnya, bahkan rumornya Franz Kafka telah membakar 90% karyanya karena terlalu personal baginya.
    Metamorfosa menceritakan kehidupan seorang tokoh yang bernama Gregor Samsa. Pada suatu hari ia mendadak berubah menjadi serangga menjijikkan ketika terbangun dari tidurnya. Anehnya, yang pertama terlintas dipikirannya adalah bagaimana cara ia berangkat kerja nanti?.
    Penggambaran mengenai berubah menjadi serangga apa Gregor Samsa masih belumlah jelas, ketika calon sampulnya menggambarkan serangga, Franz Kafka menolak. Kemungkinan besar mengapa Franz Kafka menyatakan ketidak setujuan terhadap hal tersebut karena novela ini tidaklah berfokus pada bentuk serangga Gregor Samsa, namun kompleksifitas yang dialami Gregor Samsa dan keluarganya setelah dirinya berubah menjadi serangga.
     Novela ini benar-benar menggambarkan kondisi seseorang ketika mereka merasa tidak diinginkan atau menjadi beban keluarga. Gregor Samsa yang awalnya menjadi tulung punggung ketiga anggota keluarganya mendadak menjadi beban keluarganya dan menyaksikan mereka perlahan-lahan menuju kesengsaraan dalam kondisi tidak berdaya dan menjadi beban mereka.
    Gregor Samsa digambarkan sangat menderita karena ketidakberdayaannya. Novela ini tentu akan sangat relevan jika dibaca oleh seseorang yang pernah atau sedang mengalami keadaan serupa, penderitaan Gregor Sama akan menyebabkan rasa sedih dan simpati oleh para pembaca yang merasa relevan kepada tokoh tersebut.
     Permasalahan juga terdapat pada sikap keluarga Gregor Samsa yang perlahan tidak suportif. Di Novela ini juga diceritakan bahkan saat Gregor Samsa masih menjadi tulang punggung keluarga, keluarganya tidak mempedulikannya, terutama Ayahnya, hanya Adiknyalah yang memberikan perhatian. Pada masa awal bekerja keluarganya selalu berterimakasih kepadanya, namun perlahan-lahan mereka menjadi terbiasa dan tidak peduli. Begitu juga saat Gregor Samsa berubah menjadi serangga yang menjijikkan, keluarganya perlahan tidak mempedulikannya bahkan ingin menyingkirkannya.
   Apa yang dialami Gregor Samsa sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi di masyarakat. Yang saya maksud adalah, ketika seseorang diberikan kebaikan yang serupa berkali-kali mereka cenderung akan lupa berterima kasih dan menganggap perlakuan baik tersebut sudah biasa dan tidak perlu diberi ucapan terimakasih lagi. Begitupula ketika seseorang berhenti melakukannya, jasanya akan perlahan terlupakan, dan ketergantungan akan kebaikan tersebut akan menyebabkan mereka tersiksa dan mengharapkan hal tersebut terus berlanjut. Keadaan diatas tidak hanya terjadi secara sadar namun seringkali juga terjadi secara tidak sadar. 
      Alsan menngapa Franz Kafka menggambarkan Gregor Samsa yang berubah menjadi serangga karena menurutnya manusia sejatinya rindu pada kebebasan, selayaknya binatang yang bebas. Di novela ini Gregor Samsa digambarkan sebagai seseorang yang ingin membebaskan dirinya dari pekerjaan yang memberatkannnya, yang pada akhirnya Gregor Samsa berubah menjadi serangga. Sayangnya  kebebasan yang Gregor Samsa impikan justru menghancurkan dirinya dan keluarganya. Bukan kebahagiaan yang ia dapatkan melainkan kesedihan dan ketidakberdayaan. Keinginan untuk bebas dari pekerjaan yang membebankan memang banyak dirasakan olah banyak orang, namun apa yang tersisa bagi mereka ketika satu-satunya hal yang membuat mereka berguna menghilang?.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar